Harianpublik.news • Pasuruan – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menggelar sebuah diskusi publik yang bertemakan “Antisipasi Kebakaran Lahan Bersama DAMKAR”, diskusi ini bertujuan untuk membahas strategi antisipasi kebakaran lahan.
Acara ini berlangsung dengan melibatkan petugas pemadam kebakaran dari Kabupaten Pasuruan serta turut dihadiri oleh Pemerintah Desa Orobulu, Babinkamtibnas, Babinsa, Pendamping Kecamatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, masyarakat setempat dan mahasiswa KKN UINSA Surabaya pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Diskusi tersebut mencakup berbagai aspek penting terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan, termasuk upaya kolaboratif antara pihak berwenang, peneliti, dan komunitas setempat. Dengan menghadirkan para ahli dan praktisi di bidang kebakaran, diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko kebakaran lahan serta mengembangkan rencana tindakan yang komprehensif dan efektif guna melindungi wilayah tersebut dari ancaman kebakaran di masa depan.
Alfon Ferdianto, Selaku petugas pemadam kebakaran menjelaskan jika kebakaran merupakan bencana yang timbul atau munculnya api namun tidak sesuai dengan tempatnya.
Selain itu, ia menambahkan poin penting, bahwasannya di beberapa daerah di Indonesia memiliki beragam istilah dan cara pemadaman api, termasuk salah satunya di pulau Kalimantan terdapat istilah yang bernama “bakar balas” yakni, sebuah pemotongan arus api dengan cara melihat arah mata angin dengan tujuan agar api tidak menyebar lebih luas.
Antusiasme masyarakat tidak hanya sebatas mengenai kebakaran lahan saja, namun Ilham, selaku Perangkat Desa juga turut menanyakan antisipasi kebakaran dalam rumah tangga.
Sementara itu, salah satu warga menyampaikan bahwasannya terdapat istilah “Baskerbas” dalam sebuah pemadaman api, yaitu suatu cara tradisional untuk memadamkan api dengan menggunakan selembar kain atau dedaunan tertentu.
Menjawab hal tersebut, Alfon menerangkan, tindakan pertama yang harus dilakukan, yakni dan terpenting yakni tidak panik.
“Jangan panik!” sahut Alfon dengan tegas.
Lantas dilanjutkan dengan penjelasan langkah-langkah yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.Tidak hanya sebatas belajar secara teori, namun kegiatan ini juga diisi dengan praktik lapangan secara langsung yang melibatkan masyarakat dengan dampingan dari petugas pemadan kebakaran untuk simulasi penanganan kebakaran api.
Ruhyati selaku masyarakat Desa Orobulu, menerangkan bahwa ia merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini, ia juga merasa mendapat banyak hal-hal baru yang belum ia ketahui selama ini mengenai antisipasi kebakaran.
Nelis, selaku Sekretaris Desa mengatakan dalam closing statement, bahwasannya kegiatan seperti ini lah yang dibutuhkan masyarakat Desa Orobulu, mengingat di Desa Orobulu beberapa kali terjadi kebakaran lahan yang selain disebabkan oleh faktor alam, juga disebabkan oleh sumber daya manusia yang tidak bertanggung jawab dan kurangnya pengetahuan akan hal tersebut.
Ia juga turut berterima kasih kepada Mahasiswa UINSA yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut.
“Semoga kedepannya menjadi sebuah awal kerja sama yang baik,” pungkasnya. (HSN/tim)